Kamis, 28 Maret 2013

Program Tolak Muntaber (Tugas MatKul PEK)

Diposting oleh Unknown di 10.18

A.    Permasalahan Kesehatan
        
     Di Indonesia terdapat banyak sekali masalah-masalah yang muncul ke permukaan, mulai dari kemiskinan, sosial dan politik, pendidikan, budaya, dan termasuk masalah kesehatan. Di bawah ini akan dibahas mengenai masalah kesehatan, khususnya masalah penyakit yaitu kasus penyakit muntaber.
Berita:




Identifikasi masalah:
What     : Tentang apa masalahnya ?
Terus bertambahnya pasien muntaber di Rumah Sakit Umum (RSUD) Kayuagung.
Who      : Siapa yang terkena masalah ?
Warga Kayuagung. Kebanyakan warga dari tiga desa Kecamatan   Kandis, yaitu warga Desa Santapan Barat, Santapan Timur, dan Muara Kumbang.
Where   : Dimana masalah tersebut terjadi ?
Di Kayuagung, Sumatera Selatan.
When    : Kapan masalah ditemukan?
Sejak awal oktober 2012 (musim hujan)
How       : Seberapa besar masalahnya ?
·      Pasien munta berak (Muntaber) alias Gastro Enteritis (GE), di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung terus bertambah. (Kualitatif)
·      Dalam kurun satu hari lima orang warga meninggal dunia akibat muntah-muntah disertai berak.
Menurut data yang dihimpun, pasien yang telah terbaring di RSUD menyampai 58 pasien didominasi terjangkit penyakit muntaber. (Kuantitatif)


B.     Latar Belakang
Dari berita diatas, dengan banyak dan terus bertambahnya penderita penyakit muntaber akan menambah angka kematian di Kayuagung. Karena hanya dalam satu hari saja ada lima orang warga  yang meninggal dunia karena penyakit muntah beserta berak tersebut, dan kasus tersebut sudah termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB).
Penyakit muntaber atau Gastroenteritis sendiri merupakan suatu jenis infeksi pada sistem pencernaan, terutama usus dan lambung. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri parasit atau infeksi virus yang bisa jadi menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit karena virus ini sudah sebagai penyakit endemis atau wabah pada bayi, anak–anak, dan orang dewasa. Penyakit ini muncul secara sporadis, musiman, kadang–kadang disertai dengan gastroenteritis berat pada bayi dan anak kecil, ditandai dengan muntah, demam, dan diare cair.[2]
   Apabila kasus muntaber tidak cepat ditangani akan berakibat fatal, masalahnya orang yang menderita dalam hitungan jam akan mengalami dehidrasi yang cukup parah, kekurangan cairan yang cukup banyak, dan perut yang mulas dan muntah secara terus-merus. Oleh karena itu, masalah kasus penyakit muntaber ini harus segera diatasi agar tidak menambah korban jiwa yang ada dengan membuat program-program kesehatan yang nantinya akan dapat mencegah meluasnya kasus dan korban muntaber serta dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

C.     Determinan Masalah
Determinan Masalah Menurut Konsep Hendrick L. Blum.
1.      Pelayanan Kesehatan
a.       Kurangnya promosi kesehatan kepada warga.
b.      Minimnya fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau oleh warga.
c.       Belum menyediakan program-program kesehatan yang efektif kepada warga.
d.      Kurangnya fasilitas Kesehatan di setiap daerah Sumatera Selatan khususnya di daerah pedalaman.
e.       Pelayanan kesehatan yang belum menjalankan fungsinya secara maksimal.
f.       Minimnya perhatian dari dinas kesehatan Sumatera Selatan terhadap Penderita.
g.   Muntaber bukan salah satu masalah kesehatan yang menjadi prioritas dinas kesehatan Sumatera Selatan.

2.      Lingkungan
a.       Lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih. 
b.   Makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan Infeksi saluran pencernaan (saluran kemih).
c.       Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan  kotor.
d.      Tidak adanya sanitasi lingkungan yang baik.
3.      Perilaku
a.       Sistem imunitas kekebalan tubuh masih rendah.
b.      Kurang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung protein.
c.       Tidak bisa menjaga sistem sanitasi lingkungan dengan baik.
d.      Tidak memperhatikan makanan yang dimakan (sembarangan).
e.       Alergi terhadap susu.
f.       Terlalu banyak makan buah yang mentah dan makanan yang berlemak.
g.      Penggunaan obat pencahar yang kuat untuk mengatasi sembelit.
h.      Tidak mencuci tangan sebelum makan dan tidak menggunakan sabun.
i.        Rendahnya status pendidikan dan pengetahuan seseorang.
4.      Kependudukan/Hereditas.
a.       Status gizi buruk
b.      Kepadatan Penduduk 
c.    Rendahnya pendapatan per kapita masyarakat


D.    Program dan Tujuan
       Untuk mengatasi kejadian luar biasa (KLB) penyakit muntaber di Kayuagung tersebut, maka diadakan program:
Nama Program   : “ Gerakan Tolak Muntaber dengan 5P “
Yang terdiri dari subprogram:
1.      Program Promosi Kesehatan Tentang Muntaber dan Pemberdayaan Masyarakat.
2.      Program Upaya Pencegahan dan Kestabilan Kesehatan.
3.      Program Cepat Tindak Pelayanan Kesehatan.
4.      Program Rehabililtatif.
5.      Program MEP.

Sasaran: Warga Kayuagung, khususnya remaja dan orang dewasa. 
Tujuan Umum: Untuk menurunkan tingkat kejadian luar biasa penyakit muntaber dan meningkatkan derejat kesehatan masyarakat Kayuagung.


Tujuan khusus    :
1.  Menurunkan  angka kesakitan dan kematian akibat penyakit muntaber menjadi 20% pada tahun 2014.
2. Meningkatkan 100% pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan bahaya muntaber.
3.  Masyarakat dapat menciptakan sanitasi lingkungan yang bersih dan sehat 90% dari tahun sebelumnya.
4.    Masyarakat dapat memilih dan mengolah makanan yang sehat.
5.   Meningkatkan 95% mutu pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia yang ada pada tahun 2014

E.     Rencana Intervensi
Program: Gerakan Tolak Muntaber dengan 5P
Terdiri dari sub program 5P, yaitu:
1.      Program Promosi Kesehatan Tentang Muntaber dan Pemberdayaan Masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a.       Promosi Kesehatan
Kegiatan yang dilakukan dalam program ini yaitu dengan mengadakan penyuluhan ke desa – desa dalam suatu balai atau lapangan terbuka dan bila perlu dengan mengunjungi rumah warga satu per satu. Penyuluhan mengenai penyakit muntaber secara jelas, faktor penyebab, gejala – gejala yang timbul, cara pencegahan, pengobatan yang dilakukan bila terkena penyakit muntaber tersebut, tentang sanitasi lingkungan yang sehat, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat. Serta pemasangan iklan (poster dan pamflet) tentang bahaya muntaber.
b.      Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan agar lebih berdaya guna, seperti ibu-ibu agar bisa melakukan pertolongan pertama kepada penderita muntaber dengan membawanya ke dokter karena orang yang terkena muntaber dalam hitungan jam akan menderita dehidrasi yang cukup parah dan perut yang mulas dan muntah terus. Praktis tidak bisa mengkonsumsi makanan atau minuman apapun.

2.      Program Upaya Pencegahan dan Kestabilan Kesehatan.
Sebagai upaya untuk mencegah seseorang menderita penyakit muntaber. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a.       Pemeliharaan kesehatan.
Dapat dilakukan dengan menjaga stabilitas kesehatan diantaranya mengonsumsi makanan yang aman dan terjaga higienitasnya, senantiasa menjaga kondisi lingkungan dalam keadaan bersih dan sehat. Dan yang paling penting adalah menerapkan PHBS (pola hidup bersih dan sehat).
b.       Peningkatan kesehatan masyarakat
Dengan mengubah perilaku kesehatan masyarakat yang buruk,  misalnya tidak mencuci tangan memakai sabun sebelum makan, membuang sampah sembarangan, cuek terhadap lingkungan dan lain sebagainya. Itu harus diubah menjadi perilaku yang baik dimulai dengan meningkatkan kualitas kesehatan diri sendiri (individu), keluarga, lingkungan dan masyarakat.
c.    Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga.
Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan sangat diperlukan karena makanan juga merupakan salah satu sumber penyakit muntaber. Proses pengolahan makanan juga sangat perlu dipantau karena rentan sekali terhadap kuman penyebab penyakit. Selain itu yang paling penting adalah menjaga kebersihan dan kesehatan makanan tersebut pada saat mentah hingga setelah diolah.
d.       Penyelenggaraan penyehatan dan pengembangan lingkungan sehat.
Dilakukan dengan membersihkan lingkungan secara rutin dengan bergotong-royong minimal satu minggu sekali untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat dan aman dari berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Selain itu, dilakukan juga dengan memantau lingkungan tempat produksi makanan, seperti pabrik makanan buatan tangan agar senantiasa menjaga kebersihan dan kualitas makanannya tersebut.

3.      Program Cepat Tindak Dari Pelayanan Kesehatan.
Sebagai upaya untuk memberikan pertolongan dan mengobati orang yang menderita penyakit muntaber. Kegiatan yang dilakukan anatara lain:
a.       Mendirikan posko-posko kesehatan terdekat.
Posko ddidirikan dengan tujuan agar penderita tidak perlu bersusah payah mencari Rumah Sakit karena akan didirikan sangat dekat dengan lingkungan warga yang minim pelayanan kesehatan.
b.      Pemberian perawatan medis .
Dilakukan dengan memberikan pertolongan pertama  secara medis kepada penderita dengan memberikan cairan (impus) karena penderita muntaber mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
c.       Penyediaan obat-obatan yang lengkap, berkualitas, dan mencukupi.
Dengan menyediakan obat muntaber yang banyak karena penyakit tersebut sudah menjadi KLB sehingga sudah pasti banyak penderita yang harus mendapatkan obat tersebut. Untuk mengobati muntaber diperlukan antibiotika jenis metronidazol yang dikombinasikan dengan (Sulfametoksazol dan trimetoprim). Untuk golongan metronidazole bisa dipakai flagyl, trogyl, atau yang lainnya. Yang penting berisi metronidazole. Yang generik pun juga tidak masalah. Sedangkan untuk obat golongan sulfametoksazole dan trimetoprim, bisa dipakai sanprima atau yang lainnya.[3]
d.      Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan.
Peningkatan pelayanan kesehatan sangat diperlukan. Seseorang yang menderita muntaber selayaknya mendapatkan pelayanan maksimal agar penyakitnya bisa cepat diatasi dan tidak bertambah parah. Dan si pelayan kesehatan tidak membedakan pasien baik kaya atau miskin, keluarga atau bukan, semua layaknya dilayani dengan sama dan seadil-adilnya.

4.      Program Rehabililtatif
Sebagai upaya untuk memberikan rehabilitas kepada penderita yang dinyatakan sembuh dari penyakit muntaber. Kegiatan yang dilakukan anatara lain:
a.       Pemulihan kesehatan.
Dengan memberikan alternatif promotif kepada penderita yang sudah sembuh tadi agar tidak terulang kembali kejadian tersebut.
b.      Peningkatan derajat kesehatan.
Dilakukan dengan mengontrol dam memantau si penderita yang sudah sembuh agar melakukan alternatif preventif dengan melaksanakan PHBS sehingga orang tersebut peduli terhadap kesehatannya.

5.      Program MEP.
Kegiatan yang dilakukan terdiri dari Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Sebagai upaya untuk melakukan pemantauan agar setiap perubahan sekecil apapun baik perubahan yang bagus ataupun buruk dapat terus dimonitor. Kemudian kesalahan ataupun kekurangan yang terjadi di lapangan dievaluasi dan dicari jalan keluarnya. Dan langkah terakhir adalah membuat laporan sebagai bukti nyata suatu program telah dijalankan.




Bodok, Mat.2012.Pasien Muntaber Terus Bertanbah, (online), (http://palembang.tribunnews.com/2012/10/24/pasien-muntahber-terus-bertambah, diakses 22 Februari2013).

Chin, James.2006.Manual Pemberantasan Penyakit Menular.Jakarta:CV Informatika.

Hitam, Angsa.2010.Tips Mengobati dan Mencegah Muntaber, (online), (http://angsa-hitam.blogspot.com/2010/04/tips-mengobati-dan-mencegah muntaber.html, diakses  8 Maret 2013).

oleh:
Dian Febrianty
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Vechirnya's Scope Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Ugg Boots Sale | web hosting