A.
Permasalahan Kesehatan
Di
Indonesia terdapat banyak sekali masalah-masalah yang muncul ke permukaan,
mulai dari kemiskinan, sosial dan politik, pendidikan, budaya, dan termasuk
masalah kesehatan. Di bawah ini akan dibahas mengenai masalah kesehatan,
khususnya masalah penyakit yaitu kasus penyakit muntaber.
Berita:
Identifikasi masalah:
What :
Tentang apa masalahnya ?
Terus bertambahnya pasien muntaber di
Rumah Sakit Umum (RSUD) Kayuagung.
Who : Siapa yang terkena masalah ?
Warga Kayuagung. Kebanyakan warga dari tiga desa Kecamatan Kandis, yaitu warga Desa Santapan Barat,
Santapan Timur, dan Muara Kumbang.
Where : Dimana masalah tersebut terjadi ?
Di Kayuagung, Sumatera Selatan.
When : Kapan
masalah ditemukan?
Sejak awal oktober 2012 (musim hujan)
How : Seberapa
besar masalahnya ?
· Pasien munta berak (Muntaber) alias Gastro Enteritis (GE), di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung terus bertambah. (Kualitatif)
·
Dalam
kurun satu hari lima orang warga meninggal dunia akibat muntah-muntah disertai
berak.
Menurut
data yang dihimpun, pasien yang telah terbaring di RSUD menyampai 58 pasien
didominasi terjangkit penyakit muntaber. (Kuantitatif)
B.
Latar Belakang
Dari berita diatas, dengan banyak dan terus bertambahnya penderita
penyakit muntaber akan menambah angka kematian di Kayuagung. Karena hanya dalam
satu hari saja ada lima orang warga yang
meninggal dunia karena penyakit muntah beserta berak tersebut, dan kasus
tersebut sudah termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB).
Penyakit muntaber atau Gastroenteritis sendiri merupakan suatu
jenis infeksi pada sistem pencernaan, terutama usus dan lambung. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh bakteri parasit atau infeksi virus yang bisa jadi menyebar
melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit karena virus ini sudah sebagai
penyakit endemis atau wabah pada bayi, anak–anak, dan orang dewasa. Penyakit
ini muncul secara sporadis, musiman, kadang–kadang disertai dengan
gastroenteritis berat pada bayi dan anak kecil, ditandai dengan muntah, demam,
dan diare cair.[2]
Apabila kasus muntaber tidak cepat
ditangani akan berakibat fatal, masalahnya orang yang menderita dalam hitungan jam akan mengalami dehidrasi yang cukup parah,
kekurangan cairan yang cukup banyak, dan perut yang mulas dan muntah secara
terus-merus. Oleh karena itu, masalah kasus penyakit muntaber ini harus segera diatasi
agar tidak menambah korban jiwa yang ada dengan membuat program-program
kesehatan yang nantinya akan dapat mencegah meluasnya kasus dan korban muntaber
serta dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
C.
Determinan Masalah
Determinan
Masalah Menurut Konsep Hendrick L. Blum.
1.
Pelayanan
Kesehatan
a.
Kurangnya
promosi kesehatan kepada warga.
b.
Minimnya
fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau oleh warga.
c.
Belum
menyediakan program-program kesehatan yang efektif kepada warga.
d.
Kurangnya
fasilitas Kesehatan di setiap daerah Sumatera Selatan khususnya di daerah
pedalaman.
e.
Pelayanan
kesehatan yang belum menjalankan fungsinya secara maksimal.
f.
Minimnya
perhatian dari dinas kesehatan Sumatera Selatan terhadap Penderita.
g. Muntaber
bukan salah satu masalah kesehatan yang menjadi prioritas dinas kesehatan
Sumatera Selatan.
2.
Lingkungan
a. Lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih.
b. Makanan
yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan Infeksi saluran pencernaan (saluran
kemih).
c.
Hujan
yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan kotor.
d.
Tidak
adanya sanitasi lingkungan yang baik.
3.
Perilaku
a.
Sistem imunitas kekebalan tubuh masih rendah.
b.
Kurang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
protein.
c.
Tidak bisa menjaga sistem sanitasi lingkungan dengan baik.
d.
Tidak memperhatikan makanan yang dimakan (sembarangan).
e.
Alergi terhadap susu.
f.
Terlalu banyak makan buah yang mentah dan makanan yang
berlemak.
g.
Penggunaan obat pencahar yang kuat untuk mengatasi
sembelit.
h.
Tidak mencuci tangan sebelum makan dan tidak menggunakan
sabun.
i.
Rendahnya status pendidikan dan pengetahuan seseorang.
4.
Kependudukan/Hereditas.
a.
Status gizi buruk
b.
Kepadatan Penduduk
c. Rendahnya
pendapatan per kapita masyarakat
D.
Program dan Tujuan
Untuk mengatasi kejadian luar biasa
(KLB) penyakit muntaber di Kayuagung tersebut, maka diadakan program:
Nama Program : “ Gerakan Tolak Muntaber dengan 5P “
Yang terdiri dari subprogram:
1.
Program Promosi Kesehatan
Tentang Muntaber dan Pemberdayaan Masyarakat.
2.
Program Upaya Pencegahan dan Kestabilan
Kesehatan.
3.
Program Cepat Tindak
Pelayanan Kesehatan.
4.
Program Rehabililtatif.
5.
Program MEP.
Sasaran: Warga
Kayuagung, khususnya remaja dan orang dewasa.
Tujuan Umum: Untuk menurunkan tingkat
kejadian luar biasa penyakit muntaber dan meningkatkan derejat kesehatan
masyarakat Kayuagung.
Tujuan khusus :
1.
Menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit muntaber menjadi 20% pada tahun 2014.
2. Meningkatkan 100% pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan dan bahaya muntaber.
3. Masyarakat dapat menciptakan sanitasi lingkungan yang
bersih dan sehat 90% dari tahun sebelumnya.
4.
Masyarakat dapat memilih dan mengolah makanan yang sehat.
5. Meningkatkan 95% mutu pelayanan kesehatan dan sumber daya
manusia yang ada pada tahun 2014
E.
Rencana Intervensi
Program: Gerakan Tolak Muntaber dengan 5P
Terdiri dari sub program 5P, yaitu:
1. Program
Promosi Kesehatan Tentang Muntaber dan Pemberdayaan Masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Promosi
Kesehatan
Kegiatan yang dilakukan
dalam program ini yaitu dengan mengadakan penyuluhan ke desa – desa dalam suatu
balai atau lapangan terbuka dan bila perlu dengan mengunjungi rumah warga satu
per satu. Penyuluhan mengenai penyakit muntaber secara jelas, faktor penyebab,
gejala – gejala yang timbul, cara pencegahan, pengobatan yang dilakukan bila
terkena penyakit muntaber tersebut, tentang sanitasi lingkungan yang sehat,
serta penerapan pola hidup bersih dan sehat. Serta pemasangan iklan (poster dan
pamflet) tentang bahaya muntaber.
b. Peningkatan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Dilakukan
dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan agar lebih berdaya guna, seperti
ibu-ibu agar bisa melakukan pertolongan pertama kepada penderita muntaber
dengan membawanya ke dokter karena orang yang
terkena muntaber dalam hitungan jam akan menderita dehidrasi yang cukup parah
dan perut yang mulas dan muntah terus. Praktis tidak bisa mengkonsumsi makanan
atau minuman apapun.
2. Program
Upaya Pencegahan dan Kestabilan Kesehatan.
Sebagai upaya untuk mencegah seseorang
menderita penyakit muntaber. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Pemeliharaan
kesehatan.
Dapat
dilakukan dengan menjaga stabilitas kesehatan diantaranya mengonsumsi makanan
yang aman dan terjaga higienitasnya, senantiasa menjaga kondisi lingkungan
dalam keadaan bersih dan sehat. Dan yang paling penting adalah menerapkan PHBS
(pola hidup bersih dan sehat).
b. Peningkatan
kesehatan masyarakat
Dengan
mengubah perilaku kesehatan masyarakat yang buruk, misalnya tidak mencuci tangan memakai sabun
sebelum makan, membuang sampah sembarangan, cuek terhadap lingkungan dan lain
sebagainya. Itu harus diubah menjadi perilaku yang baik dimulai dengan meningkatkan
kualitas kesehatan diri sendiri (individu), keluarga, lingkungan dan
masyarakat.
c. Pengawasan
dan pengendalian kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga.
Pengawasan
dan pengendalian kesehatan makanan sangat diperlukan karena makanan juga
merupakan salah satu sumber penyakit muntaber. Proses pengolahan makanan juga sangat
perlu dipantau karena rentan sekali terhadap kuman penyebab penyakit. Selain
itu yang paling penting adalah menjaga kebersihan dan kesehatan makanan
tersebut pada saat mentah hingga setelah diolah.
d. Penyelenggaraan
penyehatan dan pengembangan lingkungan sehat.
Dilakukan
dengan membersihkan lingkungan secara rutin dengan bergotong-royong minimal
satu minggu sekali untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat dan aman
dari berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Selain itu, dilakukan juga dengan
memantau lingkungan tempat produksi makanan, seperti pabrik makanan buatan
tangan agar senantiasa menjaga kebersihan dan kualitas makanannya tersebut.
3. Program
Cepat Tindak Dari Pelayanan Kesehatan.
Sebagai
upaya untuk memberikan pertolongan dan mengobati orang yang menderita penyakit
muntaber. Kegiatan yang dilakukan anatara lain:
a. Mendirikan
posko-posko kesehatan terdekat.
Posko ddidirikan dengan
tujuan agar penderita tidak perlu bersusah payah mencari Rumah Sakit karena
akan didirikan sangat dekat dengan lingkungan warga yang minim pelayanan
kesehatan.
b. Pemberian
perawatan medis .
Dilakukan dengan
memberikan pertolongan pertama secara
medis kepada penderita dengan memberikan cairan (impus) karena penderita
muntaber mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
c. Penyediaan
obat-obatan yang lengkap, berkualitas, dan mencukupi.
Dengan menyediakan obat
muntaber yang banyak karena penyakit tersebut sudah menjadi KLB sehingga sudah
pasti banyak penderita yang harus mendapatkan obat tersebut. Untuk mengobati muntaber diperlukan antibiotika jenis
metronidazol yang dikombinasikan dengan (Sulfametoksazol dan trimetoprim).
Untuk golongan metronidazole bisa dipakai flagyl, trogyl, atau yang lainnya.
Yang penting berisi metronidazole. Yang generik pun juga tidak masalah.
Sedangkan untuk obat golongan sulfametoksazole dan trimetoprim, bisa dipakai
sanprima atau yang lainnya.[3]
d. Peningkatan
pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan.
Peningkatan
pelayanan kesehatan sangat diperlukan. Seseorang yang menderita muntaber selayaknya
mendapatkan pelayanan maksimal agar penyakitnya bisa cepat diatasi dan tidak
bertambah parah. Dan si pelayan kesehatan tidak membedakan pasien baik kaya
atau miskin, keluarga atau bukan, semua layaknya dilayani dengan sama dan seadil-adilnya.
4. Program
Rehabililtatif
Sebagai
upaya untuk memberikan rehabilitas kepada penderita yang dinyatakan sembuh dari
penyakit muntaber. Kegiatan yang dilakukan anatara lain:
a. Pemulihan
kesehatan.
Dengan memberikan
alternatif promotif kepada penderita yang sudah sembuh tadi agar tidak terulang
kembali kejadian tersebut.
b. Peningkatan
derajat kesehatan.
Dilakukan dengan
mengontrol dam memantau si penderita yang sudah sembuh agar melakukan
alternatif preventif dengan melaksanakan PHBS sehingga orang tersebut peduli
terhadap kesehatannya.
5. Program
MEP.
Kegiatan
yang dilakukan terdiri dari Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Sebagai upaya
untuk melakukan pemantauan agar setiap perubahan sekecil apapun baik perubahan
yang bagus ataupun buruk dapat terus dimonitor. Kemudian kesalahan ataupun
kekurangan yang terjadi di lapangan dievaluasi dan dicari jalan keluarnya. Dan
langkah terakhir adalah membuat laporan sebagai bukti nyata suatu program telah
dijalankan.
Bodok, Mat.2012.Pasien Muntaber Terus Bertanbah, (online),
(http://palembang.tribunnews.com/2012/10/24/pasien-muntahber-terus-bertambah,
diakses 22 Februari2013).
Chin, James.2006.Manual Pemberantasan Penyakit Menular.Jakarta:CV
Informatika.
Hitam, Angsa.2010.Tips Mengobati dan Mencegah Muntaber,
(online), (http://angsa-hitam.blogspot.com/2010/04/tips-mengobati-dan-mencegah
muntaber.html, diakses 8 Maret
2013).
Dian Febrianty
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya.
0 komentar:
Posting Komentar